4 Jenis Anoksia yang Sebaiknya di Perhatikan – Seperti yang disebutkan sebelumnya, anoksia adalah kekurangan total oksigen di dalam tubuh starlight princess atau kurangnya pasokan oksigen secara total ke suatu organ dalam tubuh. Kondisi ini termasuk sebagai kondisi gawat darurat medis. Untuk menjaga tingkat oksigen yang memadai dalam darah, dibutuhkan tiga proses fisiologis, yaitu perfusi, ventilasi, dan difusi. Apabila salah satu dari proses tersebut terganggu, kekurangan oksigen dalam tubuh pun dapat terjadi. Sebagai catatan, anoksia adalah kondisi yang berbeda dengan hipoksia. Anoksia merupakan kondisi yang ditandai dengan kekurangan total oksigen dalam tubuh, sedangkan hipoksia ditandai dengan penurunan kadar oksigen di bawah batas normal. Pada kondisi hipoksia, tubuh masih menerima oksigen, namun jumlahnya tidak cukup untuk membantu tubuh berfungsi dengan baik. Anoksia dapat menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius, seperti kerusakan otak dan kegagalan fungsi organ. Sebagai contoh, kekurangan oksigen secara menyeluruh ke otak bisa menyebabkan stroke. Sementara itu, kekurangan oksigen karena distribusi oksigen yang tidak berjalan dengan tepat berisiko menyebabkan kegagalan fungsi organ, seperti gagal jantung dan gagal ginjal), penurunan kesadaran, dan lain-lain.
Jenis Anoksia
Umumnya, terdapat empat jenis anoksia yang dikenal dalam dunia medis, yaitu anoksia anoksik, anoksia anemia, anoksia stagnan, dan anoksia toksik. Berikut penjelasannya:
- Anoksia anoksik: Kekurangan oksigen akibat kurangnya kadar oksigen di udara, seperti saat mendaki di pegunungan.
- Anoksia anemia: Sel darah merah tidak mampu membawa oksigen yang cukup, baik karena berkurangnya hemoglobin atau slot88 resmi perubahan kapasitas hemoglobin pembawa oksigen. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh kekurangan sel darah merah. Biasanya kondisi ini dikaitkan dengan anemia kronis, gangguan paru-paru, perdarahan akut, dan lain-lain.
- Anoksia stagnan: Anoksia ini terjadi ketika darah tidak mendapatkan oksigen dengan baik dan tidak terdistribusi secara tepat. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh aritmia jantung, serangan jantung, dan stroke.
- Anoksia toksik: Terjadi ketika ditemukan zat beracun seperti karbon monoksida, narkotika, atau alkohol di dalam tubuh sehingga dapat mengganggu pengiriman oksigen ke jaringan organ tubuh.
Diagnosis Anoksia
Dokter akan menegakkan anamnesis (wawancara medis) dengan orang terdekat untuk mengetahui slot777 gacor gejala-gejala pasti yang dialami penderita. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien sembari menangani kondisi kegawatdaruratan yang dialami pasien. Diagnosis secara klinis biasanya dilakukan pada saat kejadian dan didasarkan pada kadar oksigen dalam darah. Cara pengujiannya yaitu melalui oksimetri atau tes darah serta pengecekan warna kulit. Prosedur diagnosis bisa dilanjutkan untuk memeriksa kemungkinan komplikasi dari anoksia atau yang berkaitan dengan anoksia, seperti cerebral palsy. Adapun beberapa tes yang perlu dijalani meliputi:
- Tes darah, seperti menghitung darah lengkap, analisis gas darah, elektrolit, dan lain-lain.
- Tes pencitraan, seperti CT scan dan MRI.
- Electroencephalogram (EEG).
Somatosensory evoked potentials (SSEP), yaitu prosedur medis yang dilakukan untuk mengukur aktivitas listrik di otak sebagai respons terhadap rangsangan seperti penglihatan, suara, atau sentuhan.
Penanganan Anoksia
Tahapan penanganan anoxia bergantung pada kondisi yang mendasarinya. Apabila terjadi gagal napas atau kekurangan oksigen, tenaga medis dapat memberikan terapi oksigen pada penderita. Jika pasien mengalami henti jantung akibat anoksia, tenaga medis akan melakukan resusitasi jantung paru (RJP). Upaya penanganan awal utamanya ditujukan untuk mengembalikan penyaluran oksigen ke dalam tubuh sebagaimana mestinya. Sementara itu, pengobatan anoksia jangka panjang melibatkan penanganan penyebab dan komplikasinya. Tergantung pada tingkat keparahannya, anoksia dapat ditangani dengan perawatan pendukung, seperti:
- Terapi oksigen.
- Terapi fisik (fisioterapi) untuk mengembalikan kekuatan dan fungsi tubuh pasien.
- Penggunaan alat bantu, seperti kawat gigi, kursi roda, alat bantu dengar, dan kacamata untuk membantu beraktivitas sehari-hari.
- Ventilasi mekanik.
- Obat-obatan untuk mengendalikan gejala anoksia, seperti kejang, nyeri, dan masalah perilaku.
- Prosedur pembedahan spesifik untuk masalah yang berkaitan dengan saraf.
Perlu dicatat bahwa anoksia merupakan kondisi darurat sehingga membutuhkan penanganan segera. Namun, gejala-gejala yang disebutkan di atas tidak selalu mengindikasikan anoksia. Sejumlah gejala tersebut bisa saja berkaitan dengan kondisi medis lain.